Superposisi


 Tamu 

Datang bermodal ketukan pintu lalu masuk bertopang dagu

Menunggu disuguhi antara kopi atau susu

Tapi tidak keberatan juga bila sekalian stoples kue kering

Mungkin bingkisan buah-buahan untuk bekal perjalanan selanjutnya

Enaknya menjadi seorang tamu

Dudukan kursi kayu butut adalah singgasana

Tinggal sebut saja apa mau mu, asal tak berjubah malu

Bisa saja lebih keparat, mengambil ini itu

Tamu adalah raja bukan?

Asal mau jadi bangsat, sekalian bungkus semua isi rumah

Sematan raja membuat tamu sewenang-wenang

Mungkin harusnya tak usah disemati raja

Jadi tukang bersih-bersih saja


Superposisi

15 November 2019

Mata yang kabur ini masih terjebak pada abu-abu

Ia bingung memetakan mata putih mana hitam, mana nol dan satu

Superposisi menjebaknya pada dualitas, tak ada jalan pintas

Hati yang potongannya hilang ini masih kosong

Dicuri tempo hari dan malah larung bersama pesan kemarin yang belum terbalas

Ia mencoba menambalnya dengan potongan baru namun harus dikikir terlebih dahulu

Pikiran yang penuh ini disesaki pesan hilir mudik, mencari memori

Memetakannya bagai benang merah yang tersimpul saling berpagut

Menjerat setiap sudut yang urung untuk lepas atau sekedar memberi napas 

Diri yang masih mematung di persimpangan ini mati kaku

Takut untuk mengintip takdir namun waktu memaksanya maju

Dengan jeratan masa lalu yang ia lepas satu satu

Semesta memaksanya untuk tersenyum karena katanya sungguh tak tahu malu


Sendiri

15 November 2019

Aku terjatuh

Ke bawah berdarah

Sendiri

Aku bangkit

Ke atas berdiri

Sendiri

Aku terhempas

Tak tentu arah

Sendiri

Aku mati

Berkubur tanah 

Sendiri

Komentar

Postingan Populer