Mati Suri
Mati Suri
Jemari masih asik menari
meliuk liuk menekuk ujung halaman buku yang membeku
waktu masih erat memeluk di masa itu
pikirku terpagut di titik yang sama, tidak berkelana
Terjebak di satu halaman yang kini mati suri
mematung di ambang antara nol dan satu
dengan tangan ku menahan untuk tak jatuh karena belum usai menelanjangi tiap katanya
masih digerayangi perasanan apakah keberadaan itu nyata atau maya
karena seingatku terakhir kalinya memejamkan mata semua gelap dan segores perih mengiris dada
berbarengan dengan jejak yang gemanya kian jauh di ujung terowongan
pikirku berkata itu hanya ciptaan prasangka ku saja tapi sangat sesak rasanya
aku masih mati dan menunggu untuk dibangunkan kembali
waktu tolong membeku saja lebih lama lagi
Prasangka
Seorang wanita mati berkubang darah
dibiarkan membusuk menguar dari tanah
menyebar ke setiap sudut desa dan kolong jembaran
katanya ia mati, memakan prasangka sendiri
desas desus dan bisik sampai padanya suatu hari
kabar burung yang membuatnya murung
mencekiknya sampai sesak dan mencegat napas
menyesaki tiap roangga dada dan bergolak kian membuncah
ia kehabisan logika dan nalarnya buntu
untuk memetakan benang baru
ia mati oleh prasangka semata seketika

Komentar
Posting Komentar