Kontrak
Kontrak
Bila diizinkan berbincang dengan Tuhan
Aku ingin kembali pada saat belum ada waktu dalam masa
Jauh sebelum ledakan besar, saat waktu masih imajiner
Aku ingin bertemu dengan diriku sebelum tergiur oleh kehidupan
Berkata padanya bahwa yang akan ia jalani tidak baik-baik saja
Sudah sering hampir mati rasa, semua bekerja tidak sesuai yang ia duga
Bahwa setiap jejaknya berbekas dalam pada tanah
Kering badannya terhisap langit di musim kemarau
Tulangnya terpelintir angin ngilu sampai ke iga
Setiap saat ia ingin jadi hujan, tapi kehidupan kelabunya selalu saja menarik matahari
Ia tak pernah sempat untuk tumpah, selalu saja menengadah
Berharap esok hari ia bisa lebih ringan seperti awan
Tapi inti bumi terlalu menariknya, sampai tertanam dan berakar
Sudah kadung ia berkelana, tak enak rasanya pulang sendirian
Kalau tidak bisa dibatalkan, mungkin Boleh bertukar nasib menjadi air saja
Paling sial jadi air cebokan
Dari pada bertahun-tahun berlumur kotoran
Jadi untuk diri pada waktu belum berdetak
Tolong pikirkan baik-baik sebelum tanda tangan kontrak
Aku ingin kembali pada saat belum ada waktu dalam masa
Jauh sebelum ledakan besar, saat waktu masih imajiner
Aku ingin bertemu dengan diriku sebelum tergiur oleh kehidupan
Berkata padanya bahwa yang akan ia jalani tidak baik-baik saja
Sudah sering hampir mati rasa, semua bekerja tidak sesuai yang ia duga
Bahwa setiap jejaknya berbekas dalam pada tanah
Kering badannya terhisap langit di musim kemarau
Tulangnya terpelintir angin ngilu sampai ke iga
Setiap saat ia ingin jadi hujan, tapi kehidupan kelabunya selalu saja menarik matahari
Ia tak pernah sempat untuk tumpah, selalu saja menengadah
Berharap esok hari ia bisa lebih ringan seperti awan
Tapi inti bumi terlalu menariknya, sampai tertanam dan berakar
Sudah kadung ia berkelana, tak enak rasanya pulang sendirian
Kalau tidak bisa dibatalkan, mungkin Boleh bertukar nasib menjadi air saja
Paling sial jadi air cebokan
Dari pada bertahun-tahun berlumur kotoran
Jadi untuk diri pada waktu belum berdetak
Tolong pikirkan baik-baik sebelum tanda tangan kontrak
Matinya Pengembara
Seorang pengembara pasti sudah memasrahkan kematiannyaSuatu hari akan mati dalam perjalanan
Ia tidak berencana hidup lama, hanya memastikan bumi memiliki jejaknya
Kudu hidup seadanya, tidak harus ada rasa punya
Ya namanya juga hanya mampir lewat sementara
Bila diingat, rasanya sudah beberapa kali ia hampir mati
Tapi kali ini sudah tujuh bekas luka memenuhi tubuhnya, tak tertahankan ngerinya
Ia nyaris tak sanggup melihat maya dalam jemala
Masih dipaksa melangkah padahal kuku-kukunya nyaris lepas
Seperti mayat hidup enggan hidup,terlalu takut untuk mati sendiri
Tapi malah khawatir menjadi tontonan
Bersama kabut yang kini mulai menyesaki tubuhnya, perlahan mungkin ia akan hilang pikirnya

Komentar
Posting Komentar