Badai di Kepalamu
Badai di Kepalamu
Kekosongan yang mengisi jeda pikir kita
Gemuruh masih asik berselimut
Dan angin ku tak cukup untuk menyibaknya pergi
Bila batas ini nyata, maka ruang temu kita hanya satu: bisu
Perputaran waktu yang akan melahapnya sampai tandas, yang tersisa hanya lembar lembar buku tua
Tidak pernah salah dengan hanya bersendang dagu
Badai tak pernah salah alamat
Pun ia juga tentu akan membimbingmu selamat
Walau mungkin, kisah kita yang tamat
Fana
Kutitip ruh untuk berjalan menyusuri waktu
jam berdetak, setiap detiknya kau menjejak
Tanah tinggi dan hamparan lautan
Duduk tersungkur di bawah kaki mu
Gemuruh di dada mu adalah fana
Ombak di kepala mu adalah fana
Yang ada di atas dan bawah mu
Hanyalah kefanaan
Tidak perlu jumawa dengan jam pasir yang kau bawa
Bulirnya akan turun habis pada waktunya
Karena hanya ada kefanaan
Fana itu sendiri pun fana
Waktu akan membawa mu terhenti suatu hari
Tapi jalan yang kau lalui adalah abadi
Menjadi kaset yang akan kita putar bersama
Dalam waktu mundur, sejak hari ini
Perkara Hati
Hati yang jatuh
tidak akan pernah kembali utuh
Walau ia telah sembuh
Seperti bekas lubang paku pada kayu
Atau noda hitam permen karet di kolong bangku
Ia dipahat ruang dan diiringi waktu
Suatu hari mereka akan berkisah
Pada burung gagak dan merpati
Bahwa kisah-kisah itu tersembunyi dibalik bintang-bintangAtau tangis rintik hujan
Terselip dalam riak sebaran surat di kantor pos
Atau membusuk dan dimakan jasad renik dalam tanah
Bersama memori si empunya
Yang akan ia temukan lagi di kehidupan kedua

Komentar
Posting Komentar